Diam, membisu, menelungkupkan kedua kaki di tengah suasana yang tidak aku
inginkan, aku kembali hadir dengan sejuta kebodohan tentang arti sebuah cinta
yang menggebu.
Aku seperti kehilangan akal, aku terus berusaha menelusuri otakku sendiri
dengan stetoskop yang kuciptakan dari ribuan rasa yang telah menumpuk dalam
hati.
Mengapa begitu nyamannya memikirkanmu hingga jiwa ini bermimpi. Mungkinkah ini karena kamu adalah cinta pertama q
dulu, Yeah masih cinta monyet waktu SMP dulu,,,wakakakakk.. Demi Tuhan Namamu
selalu berada di otak ku semakin menebal hingga jadi gumpalan. Apa kamu
meraskannya?
Comments
Post a Comment